Kamis, 13 Mei 2010

BENJANG KESENIAN YANG HAMPIR DITELAN ZAMAN

BENJANG KESENIAN YANG HAMPIR DITELAN ZAMAN

1. Alasan Pemilihan Judul
Kami memilih judul yang berjudul “ Benjang Kesenian yang hampir ditelan zaman “ . Alasan kami memilih judul ini karena kami khususnya ingin mengangkat kembali kesenian benjang yang hampir ditelan zaman yang artinya ditelan oleh modernisasi .
Kami berharap tentunya dengan kami membuat karya tulis ini kesenian benjang dapat terangkat kembali derajatnya dan semakin banyak orang mengetahui kesenian benjang yang awalnya merupakan kesenian rakyat yang berupa seni gulat tapi akhirnya berkembang jadi kesenian yang biasa dilaksanakan pada saat arak-arakan khitanan dan acara khusus lainnya oleh para masyarakat daerah Bandung Timur khususnya .
2. Masalah dan Pembahasan Masalah
Pada mulanya kesenian benjang merupakan salah satu rangkaian kesenian rakyat yang bercampur dengan olahraga gulat yang dinamakan seni gulat yang latar belakangnya didasari pada perlawanan masyarakat Ujung Berung terhadap kolonilalisme Belanda . Kesenian benjang pun dahulunya dinamakan Dogongan . Dan pada saat perkembangannya pun kesenian benjang berubah jadi seni yang bernafaskan agama islam dimana kesenian ini biasa digunakan pada arak-arakan perayaan khitanan . Dan pada perkembangan selanjutnya pun kesenian benjang berkembang menjadi kesenian topeng benjang yang disebut dengan Benjang Helaran yang pada zamannya adalah suatu sinyal bahwa pertandingan Benjang Rudat akan dimulai .
Seni benjang pun selalu dikaitkan dengan sesuatu yang berbau mistis padahal hakikatnya seni benjang ini adanya akulturasi dua budaya yang berbeda yaitu budaya yang bernafaskan islam dan budaya yang mengisyaratkan ada suatu hal mistis yang tertanam dalam kesenian benjang tersebut . Akulturasi kedua kebudayaan ini pun menyatu dan menjadi sebuah kesenian benjang yang jadi bervariasi didalamnya dimana seni benjang ini terdapat beberapa tarian yang menggambarkan beberapa karakter didalamnya yang diantaranya raksasa,ksatria,putri dan pelayan memainkan tarian ini. Perubahan karakter tersebut disesuaikan dengan topeng yg digunakan para penari. Dan pada kesenian benjang terdapat kuda lumping , tarian topeng dan beberapa iringan alat musik yang mengiringi kesenian benjang tersebut yang diantaranya menggunakan alat musik berupa terebang, gendang, terompet, bedug , kecrek , kemprung , kempring dan kemprang .
3. Metode Penulisan
Metode penulisan yang kami gunakan adalah wawancara kepada salah seorang Ketua Paguyuban Benjang yang ada di sekitar Ujung Berung , beliau bernama Bapak Abdul Gani yang merupakan salah satu pemain dari Seni Benjang Rudat ( berupa gulat ) yang memenangkan PON VII tepatnya di Surabaya , tetapi beliau begitu memahami berbagai macam hal mengenai kesenian benjang termasuk Benjang Helaran .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar